Produk tembakau alternatif terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Setelah sebelumnya era rokok elektrik vape, saat ini juga telah hadir produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar atau heat-not-burn (HNB) seperti IQOS, JOUZ dan COOLPLAY. Apa persamaan dan perbedaan antara rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan (HNB)?
Dilansir dari Koalisi Indonesia Bebas Tar (KABAR). Pembina Asosiasi Vaper Indonesia (AVI), Dimasz Jeremia mengatakan bahwa persamaannya adalah peran keduanya sebagai alat pengantar nikotin. Selain itu, hasil penggunaan dari kedua produk tersebut tidak menghasilkan asap, yang biasanya terdapat pada rokok konvensional.
Perbedaan mendasar antara rokok elektrik dan produk tembakau heat not burn (HNB) yang dipanaskan bukan dibakar yaitu pada jenis tembakau dan cara kerjanya. Pada rokok elektrik (vape), bahan bakunya berupa cairan nikotin yang merupakan hasil dari ekstraksi tembakau. Cairan tersebut dipanaskan oleh atomizer atau sistem pemanas di dalam rokok elektrik.
Sedangkan pada produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar atau heat not burn (HNB), batang rokok atau tembakau dipanaskan pada suhu maksimal 350 derajat celcius. Dengan alat tersebut, tembakau yang dipanaskan menghasilkan nikotin dalam bentuk uap sehingga tidak menghasilkan karbon monoksida dan zat karsigonen lainnya seperti yang terdapat dalam TAR pada rokok konvensional.
Sejumlah kajian ilmiah memaparkan bahwa rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar atau heat not burn memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok konvensional. Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 lalu mengeluarkan penelitian yang berjudul "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018". Dimana hasil dari penelitian tersebut memaparkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, memiliki risiko kesehatan 95 persen lebih rendah daripada rokok konvensional.
Sementara itu disisi lain, Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) sekaligus anggota Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Amaliya, menambahkan bahwa saat ini sejumlah negara seperti Inggris, Kanada, Selandia Baru dan Jepang sudah merekomendasikan rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar sebagai salah satu alternatif untuk menekan jumlah perokok.
sumber
sumber